Kisah-kisah Korban Serangan Teror Sankt Peterburg
Komite Investigasi Rusia merilis daftar korban pengeboman kereta bawah tanah (metro) Sankt Peterburg, Selasa, (04/04). Daftar tersebut memuat nama-nama korban, termasuk 10 orang dari 14 korban tewas yang berhasil diidentifikasi. Ledakan terjadi di dalam gerbong di antara stasiun metro "Sennaya" dan "Institut Teknologi" pada Senin pukul 14.40 waktu setempat. Selain korban tewas, kejadian ini mengakibatkan setidaknya 50 penumpang lain luka-luka. Korban termuda tercatat berusia 17 tahun dan yang tertua berusia 71 tahun. RBTH kali ini akan menceritakan kisah mengenai orang-orang yang menjadi korban dari tragedi mengerikan ini.
Maksim Aryshev / vk.com/duckky
Maksim Aryshev (20) adalah salah seorang mahasiswa di Universitas Negeri Ekonomi Sankt Peterburg yang berasal dari Kazakhstan, ia tengah dalam perjalanannya kembali ke rumah setelah mengikuti perkuliahan. Teman-temannya bercerita bahwa Maksim bercita-cita menjadi seorang pemrogram komputer, selain itu ia diketahui sangat mencintai kekasihnya yang bernama Aleksandra.
"Selama setahun terakhir saya bersama-bersama dengannya, saya memiliki keyakinan bahwa dengan dia lah saya ingin menghabiskan seluruh hidup saya," tulis sang kekasih di jejaring sosial medianya.
Ketika Maksim diberitakan oleh media sebagai terduga pelaku bom bunuh diri, teman-teman yang mengenalnya lantas membantah dugaan tersebut. Teman-teman kuliahnya mengenang ia sebagai sosok yang ceria, mudah bergaul, suka bergurau, dan memiliki banyak teman.
Dilbara Aliyeva / Instagram.com/dily_11
Menjelang terjadinya pengeboman, Dilbara Aliyeva (21) tengah dalam perjalanannya ke rumah selepas kuliah. Ia mendalami ilmu psikologi dan bermimpi menjadi atlet. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit.
Dilbara dan keluarganya sudah lama pindah ke Sankt Peterburg. Ia diketahui sempat mengakses halaman jejaring sosialnya tiga menit sebelum terjadinya ledakan. Dilbara berada di gerbong yang menjadi pusat ledakan.
"Ia tidak menyukai pertikaian, ia sangat mencintai kedamaian. Saya tidak pernah mendengarnya mengucapkan kata-kata yang buruk atau bergosip, ia adalah seseorang yang baik hati," kenang salah seorang temannya yang bernama Vasilisa Spasskaya.
Irina Medyantseva / vk.com/id164508402
Irina Medyantseva (50) menghembuskan nafas terakhirnya di ambulans akibat luka serius yang dialaminya. Menurut kerabatnya Maria Levkinaya, pada saat kejadian Irina melindungi putrinya yang bernama Elena dengan tubuhnya, kini Elena tengah berada dalam perawatan intensif, pihak rumah sakit optimistis kondisinya akan segera membaik.
Irina adalah seorang seniman dan guru, selain itu ia dikenal sebagai pengrajin boneka. Teman-temannya menyebut ia sebagai "pengrajin yang sangat berbakat". Setelah tragedi ledakan tersebut, orang-orang ramai membeli boneka buatan Irina sebagai bentuk bantuan materi kepada keluarga almarhum.
Oksana Danilenko (25) sebelum kematiannya sempat merekam suara jeritan orang-orang di stasiun, rekaman tersebut kini diunggah di jejaring sosial oleh adik perempuan Oksana, Kristina. Ia menegaskan bahwa Oksana berada di gerbong tersebut.
Denis Petrov / vk.com/id344742174Orang-orang ramai mengungkapkan rasa belasungkawanya pada halaman jejaring sosial Denis Petrov (25). Denis adalah seorang jawara Rusia dalam pertempuran tangan kosong, ia menyabet gelar jawara Sankt Peterburg dan wilayah Leningrad untuk olahraga kickboxing.
Pada Senin lalu, ia tengah dalam perjalanan menuju klub olahraga, di mana murid-muridnya menunggu dirinya. "Ia menaiki metro, tetapi tidak kunjung tiba. Ia adalah seseorang yang baik hati, anak-anak sangat menyukainya. Berlatih bersama Denis adalah saat yang mereka tunggu-tunggu. Tak banyak atlet seperti Denis, ia memiliki masa depan yang besar menantinya," tutur salah seorang rekan almarhum bernama Alyona kepada media Life.
Yury Nalimov
Yuri Nalimov (71) tercatat sebagai penumpang tertua yang menjadi korban. Sedangkan penumpang termuda adalah Mansur Sagadeev (17) yang tengah dalam perjalanannya ke rumah seperti kebanyakan penumpang lainnya, ia menuntut ilmu di perguruan tinggi telekomunikasi.
Svistunova Angelina / https://vk.com/id171223598
Svistunova Angelina (27) sebelum kematiannya sempat menulis pada halaman jejaring sosialnya: "Saya berterima kasih kepada ibu dan ayah saya karena telah memberikan saya hidup, memberikan saya nama dan masa kecil yang indah, dan masa remaja yang luar biasa. Saya berterima kasih kepada mereka karena selalu berada di sisi saya, selalu memberikan saya kenyamanan, bimbingan".